Profesor kedua, seorang ahli kedokteran di bidang pembedahan, memberikan penjelasan tentang tidak adanya roh pada diri manusia. dengan penuh kepercayaan diri, dia berkata: "Saya telah membedah ratusan manusia dan meneliti setiap organ tubuh manusia, namun saya tidak menemukan roh, baik di jantung, otak ataupun pembuluh darah. kesimpulan saya, roh itu tidak ada sama sekali." kembali para hadirin memberikan tepuk tangan yang meriah.
lalu profesor ketiga, seorang ahli hukum moralitas mengafirmasikan bahwa kematian itu tak ubahnya seperti padamnya sebuah api. sekali padam, maka segalanya berakhir. Omong kosong keberadaan Surga dan Neraka. lebih-lebih tidak ada apa yang dinamakan hidup abadi itu. dalam karangan ilmiah yang ditulis sejak dulu hingga sekarang tidak mencantumkan pernyataan tersebut. profesor ini juga mendapat sambutan membahana dari para hadirin.
Ketiga profesor tersebut telah memberikan argumen dan pernyataan ilmiah mereka yang dapat diterima secara logika tanpa ada kekurangan. setelah menunggu sejenak tanpa ada yang memberikan sanggahan, tiba-tiba seorang nenek tua naik ke atas mimbar lalu bertanya kepada profesor pertama, " anda telah menggunakan teleskop lebih 20 tahun, pernahkah terlihat oleh anda keberadaan angin? bagaimana wujudnya?"
"Bagaimana mungkin angin dapat terlihat melalui teleskop?" tangkis profesor tadi.
"Dapat atau tidaknya angin ditangkap oleh teleskop, keberadaannya tidak dapat kita bantah. demikian pula halnya dengan malaikat yang tidak tampak oleh mata." Si profesorpun terdiam, lalu si nenek tua mengalihkan perhatiannya kepada profesor kedua,"apakah anda mencintai isteri anda?"
"Tentu saya mencintainya." " kalau demikian, pinjamkan saya pisau untuk membedah dadamu sekedar untuk menemukan di mana letak 'cinta' itu. di hati, lambung atau di usus anda?"
Seusai nenek itu menyanggah pernyataan ketiga profesor. para hadirin tampak bergembira hingga keraguan mereka terhadap malaikat dan setan pupus seketika.
RENUNGAN:
Seperti ada didalam salah satu kitab suci: "melihat namun tak terlihat, mendengar namun tak terdengar, meraba namun tak teraba, itulah namanya kegaiban."
Sesungguhnya keberadaan TUHAN tidak dapat terlihat oleh mata, demikian pula dengan malaikat dan setan, sampai roh sendiri juga. segala peralatan zaman modern yang diciptakan, tidak dapat membuktikannya secara nyata. penglihatan dan pendengaran manusia ada batasnya, lebih-lebih tidak dapat menyelami prihal 'sesudah kematian'. seperti dalam salah satu kitab suci bersabda:" katak di sumur tidak mengenal luasnya air di samudera, suara serangga di musim panas tidaklah sebanding dengan suara di musim dingin. demikian pula seorang penyanyi manalah dapat disamakan dengan seorang pembabar kebenaran. semuanya memiliki keahlian masing-masing."
No comments:
Post a Comment