Kisah Cinta Yang Terbagi, Aku dan Dia Yang Ternyata Sahabatku Sendiri

CINTA TERBAGI ANTARA AKU DAN DIA YANG TERNAYATA SAHABATKU SENDIRI

Nama ku Ririn usia ku 16 tahun, aku  memiliki seorang sahabat bernama Dea yang sudah ku anggap sebagai  saudara ku sendiri karena kebetulan aku juga tidak memiliki saudara.  Kita sudah berteman sejak jaman SD dulu. Kemana-mana selalu bersama, apa  yang kita lakukan juga selalu berbarengan, namun sayang dalam urusan  cinta tidak selalu sama kriteria cowok kamipun berbeda-beda. Dan itulah  kami.

Cinta Terbagi Antara aku dan Dia Yang Ternyata Sahabatku Sendiri

Ku dengar teriakan dea dari arah belakang untuk menunggunya. Aku pun menoleh kebelakang dan menunggunya yang baru saja keluar dari mobil ayahnya. Setelah itu kami pun segera masuk ke dalam ruangan kelas dan mengikuti pelajaran hingga usai di jam 13.30.

Saat pulang seperti biasa aku mengantar dea dengan mobilku. Lalu aku say goodbye dan melaju keluar dari halaman rumah dea. Kami bagaikan anak kembar yang tak bisa terpisahkan.
***

Waktu bergulir begitu cepat tak ku sadari sekarang aku telah berusia 17 tahun dan aku ingin di usia 17 tahun ini aku bisa mendapat seorang kekasih seperti teman-teman ku yang lain. Namun di usia ini juga aku merasakan hal yang berbeda yaitu minggu lalu dea dan keluarganya memutuskan untuk pindah keluar kota karena alasan pekerjaan. Sedih!! Memang sedih karena sahabat yang aku sayangi akan pergi meninggalkan ku dan tak tahu pasti kapan aku bisa bertemu dengannya lagi. Sebelum jalan dea mengatakan padaku bahwa "sekarang kita sudah berusia 17 tahun dan aku ingin kita bisa punya cowok yang seperti kita harapkan dan suatu saat nanti kita bisa bertemu dan menggandeng pasangan kita masina-masing".

Kalimat itu masih terukir jelas diingatanku. Sekarang semua hal yang aku lakukan terasa begitu hampa tanpa dea disini, namun aku berusaha untuk bangkit kembali.

Krriinggg.. krriinggg.. bel tanda pelajaran akan dimulai membangunkanku dari lamunan ku tentang dea. Ku lihat dari jauh wali kelas ku datang dengan ditemani seorang cowok yang tampan dan ku taksir dia adalah murid baru. Dan ternyata taksiranku benar namanya Rian dan dia adalah murid baru pindahan dari luar kota. Informasinya sih katanya dia itu anak yang baik, pintar, kaya dan juga mudah bergaul. Rian duduk berseblahan dengan ku, dia menempati kursi kosong yang dulu ditempati sama dea.

Singkat cerita sekarang aku dan rian semakin akrab dan kadang teman-teman yang lain mengira kalau kami berpacaran, sebenarnya sih aku ingin itu menjadi kenyataan namun rian itu terlalu populer di sekolah sehingga ku pikir pasti dia udah punya pacar yang jelas lebih baik dan lebih cantik dariku.

***

Semakin hari hubungan ku dan rian semakin dekat kalau boleh dibilang kami layaknya sudah seperti sepasang kekasih. Andaikan sebuah kata cinta terlontar dari mulut rian, tanpa berlama-lama aku pasti langsung menerima cintanya, jangankan kata cinta tanda-tanda menyatakan cinta saja tak pernah terlihat dari gerak gerik rian mungkin dia hanya menganggap ku seorang teman dan tak lebih dari itu.

Setiap hari rian Selalu mengantar ku pulang, (kebetulan sekarang ayah ku tak mengijinkan aku membawa kendaraan sendiri karena dulu aku hampir saja kecelakaan) mengajak ku jalan-jalan kadang juga dia mengajakku kerumahnya dan mengenalkanku pada orang tuanya. kadang aku bertanya pada hatiku sendiri "rian kamu sayang yah sama aku, sampai-sampai kamu ngenalin aku ke orang tua kamu?" pertanyaan bodoh.

Namun pertanyaan itu akhirnya terkabul juga. Kemarin sore saat rian mengantar ku pulang ke rumah dia berhenti di sebuah taman bunga dan menyatakan perasaannya padaku, aku pun menjawab ya dan akhirnya kami pacaran dan sekarang aku telah memiliki seorang kekasih yang selama ini aku harapkan.

Terasa indah bisa memiliki rian dan terasa nyaman saat bersamanya. Buatku rian lah yang terbaik sebab dia mampu menghapus kesedihanku karena kehilangan dea.

***

Sudah dua tahun lebih aku menjalin hubungan dengan rian ternyata cinta pertamaku saat SMA bisa berlanjut hingga sekarang. Aku dan rian kuliah di universitas yang sama di daerahku.

Saat pulang kerumah mama memberitahu bahwa dea besok akan kembali kesini aku tidak sabar untuk bisa bertemu dengan dea. Aku langsung menelpon rian agar besok ikut bersamaku, rian pun mengiyakannya.

Keesokan harinya kami sekeluarga beserta rian pergi menjemput dea dan keluarganya di bandara, setelah sampai disana kami harus menunggu dan tak lama kemudian dea pun muncul aku langsung memeluknya dan menangis. Lalu kami mengantarkan dea ke rumanhya. Di tengah perjalanan aku mengusulkan dea agar kuliah di universitas yang sama denganku dan dea pun menyetujuinyanya.

Hari ini saatnya aku dan dea bisa bersama kembali. Dijemput oleh rian kami akhirnya menuju kekampus.

***

Persahabatanku dengan dea terjalin seperti dulu lagi makin akrab namun tidak dengan cintaku, aku merasa rian semakin jauh dan hubungan kami pun makin renggang. Saat aku ingin membahas ini dengannya dia selalu beralasan sedang sibuk. Hingga suatu hari temanku memberitahu bahwa dia melihat rian sedang bersama dengan dea. Namun aku mencoba menepis kalimat itu dan akhirnya aku melihat sendiri bahwa rian sedang bergandengan tangan dengan seorang yang tak lain adalah dea. Hati ku sangat sakit melihat itu. Lalu aku meminta kejelasan dari rian tentang perihal ini. Aku mohon  agar rian jujur dengan ku. Rian pun memohon maaf padaku kerena dia telah menghianatiku dan berpacaran dengan dea sahabat terbaikku.

Aku tidak mungkin memusuhi dea hanya karena rian berselingkuh dengannya. Dea tak henti-hentinya meminta maaf padaku walau kata maaf telah ku berikan padanya namun jujur relung hatiku belum siap untuk memberikan maaf pada dea dan rian yang telah membagi cinta ku.

***

Sebulan sudah aku menjalani hidup yang ku rasa tiada artinya. Tiada senyum, tiada tawa yang ada hanya air mata dan kepedihan.

Hari ini hujan turun dengan derasnya seperti banyaknya air mata yang telah ku pendam dalam hatiku. Saat aku akan pulang rian menarik tangan ku dan memohon maaf pada ku, aku tak tahu ini permintaan maaf yang keberapa kalinya. Rian meminta maaf karena telah membagi cintanya dengan dea. Aku memjawabnya dengan santai "sekarang aku ingin kamu tahu bahwa bahagiamu adalah bahagiaku dan bahagia dea juga adalah bahagia ku" aku ingin rian dan dea bisa bersama selamanya dan aku tidak ingin dea merasakan hal yang aku rasakan saat ini. Cairan bening dari mataku turun tanpa tertahankan aku segera melangkahkan kaki ku keluar tanpa ku pedulikan hujan yang deras dan air yang dingin. Aku mendengar rian dan dea memanggilku namun aku tidak mempedulikan mereka. Aku berjalan dengan muka tertunduk dan tak bergairah hidup..

Walau sekarang aku dan rian telah berpisah 6 bulan lamanya namun rasa sakit hati ini tak kunjung terobati meskipun sekarang hatiku sudah di miliki orang lain..

Terasa indah saat bersamamu

Terasa damai saat di sampingmu

Namun kini yang terjadi

Kau membagi cinta dengan sahabat ku..

Kurelakan kau bersamanya

Asalkan engkau bahagia

Biarlah derita ini

Kini ku tanggung sendiri.. :"(



PROFIL PENULIS

Nama : Lilly Paut
Alamat : KUPANG, NTT
Asal sekolah : SMAN 1 KUPANG
Program : Bahasa

Add fb : Lilly ElfSiwonest